Transaksi QRIS Melonjak di Atas Ekspektasi

Jakarta, Rabu, 23 April 2025 – Meskipun sempat mendapat sorotan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait pembatasan terhadap perusahaan asing, Quick Response Indonesian Standard (QRIS) terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Transaksi digital melalui QRIS mencatat lonjakan mencapai 169,15% secara tahunan, menurut data terbaru dari Bank Indonesia (BI).
QRIS Tumbuh Pesat Ditengah Sorotan Internasional
Kontroversi sempat muncul ketika pemerintah AS mencermati kebijakan QRIS yang dinilai sebagai penghalang bagi perusahaan asing untuk bersaing secara leluasa di Indonesia. Namun, QRIS, sebagai inisiatif lokal yang dirancang untuk memfasilitasi transaksi digital, berhasil menarik perhatian yang luas, baik dari pengguna domestik maupun merchant-merchant di Indonesia.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan secara virtual oleh Bank Indonesia, Perry, salah satu perwakilan BI, menegaskan bahwa transaksi melalui QRIS tidak hanya tumbuh tetapi juga mendapat dukungan kuat dari peningkatan jumlah pengguna dan merchant yang terus bertambah. “Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh tinggi sebesar 169,15% (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” ujar Perry.
Mengapa Transaksi QRIS Melonjak?
Kenaikan drastis transaksi QRIS tidak lepas dari integrasi sistem pembayaran ini dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. QRIS memudahkan transaksi tanpa tunai di berbagai tempat, mulai dari pedagang kaki lima hingga perusahaan besar, menawarkan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi.
Pertumbuhan ini juga dipicu oleh adopsi teknologi digital yang kian pesat di Indonesia, di mana masyarakat semakin familiar dengan penggunaan transaksi non-tunai. Perry menambahkan, “Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya Bank Indonesia dalam mendorong inklusi keuangan melalui digitalisasi ekonomi, yang mana QRIS menjadi salah satu kunci utama dalam strategi ini.”
Dampak Ekonomi dari Pertumbuhan QRIS
Peningkatan signifikan dalam penggunaan QRIS berdampak luas terhadap ekonomi digital di Indonesia. Dengan transaksi yang lebih mudah dan cepat, konsumen cenderung lebih banyak berbelanja, yang pada gilirannya membantu meningkatkan omzet para pedagang dan pelaku usaha. Selain itu, QRIS juga membantu mengurangi biaya transaksi yang umumnya lebih tinggi dengan sistem pembayaran konvensional.
Sistem ini juga memainkan peran penting dalam mendorong transparansi dan efisiensi keuangan, mengurangi kemungkinan korupsi dan kebocoran pendapatan dalam bisnis. “Transaksi yang tercatat secara digital melalui QRIS memberikan lapisan keamanan tambahan serta kemudahan dalam audit dan pelaporan keuangan,” tambah Perry.
Ke Depan: Proyeksi dan Potensi QRIS
Dengan tren positif yang terus berlanjut, Bank Indonesia optimis bahwa QRIS akan terus berkembang dan menjadi tulang punggung transaksi digital di Indonesia. Proyeksi ke depan menunjukkan bahwa dengan inovasi dan penyesuaian regulasi yang terus menerus, QRIS dapat memperluas cakupannya tidak hanya di pasar domestik tetapi juga dalam transaksi lintas negara.
Perry mencatat, “Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur QRIS untuk mendukung ekonomi digital yang inklusif. Hal ini akan mencakup peningkatan keamanan sistem, ekspansi fitur, serta kolaborasi lebih lanjut dengan berbagai pihak, termasuk mitra internasional.”
Sebagai penutup, pertumbuhan QRIS di tengah sorotan internasional tidak hanya menunjukkan ketahanan dan keampuhan sistem pembayaran digital lokal ini, tetapi juga potensinya untuk mendukung ekonomi Indonesia yang lebih digital dan inklusif di masa depan.