Inilah Dampak Langka Cuaca Buruk: Harga Ikan Teri Melonjak
Inilah Dampak Langka Cuaca Buruk: Harga Ikan Teri Melonjak

Hujan deras dan angin kencang yang melanda Ternate belakangan ini telah menyebabkan lonjakan harga ikan teri, makanan pokok bagi banyak keluarga di kawasan ini. Cuaca buruk yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini mempengaruhi operasi penangkapan ikan, dengan para nelayan terpaksa menunda keberangkatan mereka, mengurangi pasokan ikan teri ke pasar lokal.

Penyebab Kenaikan Harga Ikan Teri

Menyusul kondisi cuaca yang tidak mendukung, harga ikan teri di Ternate mengalami kenaikan signifikan. Biasanya, ikan teri dijual dengan harga sekitar Rp 20.000 per kilogram, namun kini harganya dapat mencapai Rp 40.000 per kilogram. Hal ini diungkapkan oleh beberapa pedagang di pasar ikan lokal, yang merasakan dampak langsung dari penurunan jumlah tangkapan.

“Biasanya kami bisa mendapatkan 100 kilogram ikan teri dalam sehari, tapi sekarang, jika kami mendapatkan 20 kilogram saja sudah bersyukur,” ujar Salahudin, seorang nelayan lokal. Cuaca buruk membuat laut menjadi lebih berbahaya dan sulit untuk dinavigasi, sehingga banyak nelayan memilih untuk tidak melaut demi keselamatan.

Dampak bagi Masyarakat Lokal

Kenaikan harga ikan teri ini bukan hanya merugikan pedagang, tetapi juga berdampak luas terhadap masyarakat lokal yang mengandalkan ikan ini sebagai sumber protein utama. Ikan teri, yang dikenal kaya akan nutrisi, menjadi lebih sulit diakses oleh keluarga-keluarga yang berpenghasilan rendah.

“Ikan teri adalah bagian dari menu harian kami. Dengan harga sekarang, kami harus memikirkan dua kali untuk membelinya,” ungkap Risma, ibu rumah tangga di Ternate. Selain itu, beberapa rumah makan yang biasa menyajikan masakan berbahan dasar ikan teri juga merasa terpukul dengan kenaikan harga ini.

Usaha Penyesuaian dari Pelaku Usaha

Di tengah kenaikan harga, para pedagang berusaha mengubah strategi untuk mengatasi penurunan penjualan. “Kami mencoba menyimpan stok lebih banyak saat cuaca sedang baik, dan beberapa dari kami bahkan mulai menjual jenis ikan lain yang lebih stabil harganya,” kata Amir, salah satu pedagang di pasar ikan lokal.

Para nelayan juga mencari cara untuk mengurangi risiko saat melaut. “Kami mulai menggunakan teknologi cuaca yang lebih baik untuk memprediksi hari-hari yang aman untuk melaut, sehingga kami bisa memaksimalkan hasil tangkapan kami tanpa mengambil risiko yang tidak perlu,” jelas Salahudin.

Pemulihan dan Harapan untuk Masa Depan

Pemerintah lokal telah menyadari permasalahan ini dan mulai mengambil langkah-langkah untuk membantu nelayan serta masyarakat yang terkena dampak. Salah satunya adalah dengan menyediakan informasi cuaca yang lebih akurat dan bantuan keuangan untuk nelayan yang kehilangan pendapatan karena cuaca buruk.

Warga Ternate berharap kondisi akan membaik dalam beberapa minggu mendatang, sehingga aktivitas penangkapan ikan dapat kembali normal dan harga ikan teri stabil. “Kami hanya bisa berdoa agar cuaca membaik dan kami bisa kembali melaut seperti biasa,” tutur Salahudin dengan nada berharap.

Keadaan ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan dukungan yang perlu diberikan kepada komunitas nelayan, yang kehidupan dan penghidupannya sangat tergantung pada alam.

Related Articles

Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025 – Inisiatif Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/Kel Merah Putih) diharapkan dapat membuka peluang kerja produktif..
Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025 - Di tengah meningkatnya popularitas bisnis franchise di Indonesia, masyarakat diingatkan untuk berhati-hati dalam memilih..
Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025 - Bank Indonesia (BI) menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk bangkit dari berbagai tantangan..
Jakarta, Minggu, 20 April 2025 - Dalam upaya negosiasi untuk menurunkan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump,..
Jakarta, Jumat, 25 April 2025 - Sistem pembayaran digital Indonesia, Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),..