Wow! AS Terkesan dengan QRIS Indonesia, Siap Diterima oleh Mastercard!

Jakarta, Jumat, 25 April 2025 – Sistem pembayaran digital Indonesia, Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), mendapat perhatian khusus dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Kritik datang karena kebijakan tersebut dianggap membatasi perusahaan asing, namun Indonesia menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan operator global seperti Mastercard dan Visa.
Pertimbangan AS Terhadap QRIS dan GPN
Kebijakan pembayaran digital Indonesia, yang mencakup QRIS dan GPN, telah menarik perhatian dari pemerintah AS. Sorotan ini muncul bukan tanpa alasan; ada kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut membatasi ruang gerak bagi perusahaan-perusahaan asing di sektor pembayaran digital. Namun, ini bukan pertanda bahwa Indonesia menutup diri dari kerjasama internasional.
Indonesia Terbuka untuk Kerja Sama dengan Mastercard dan Visa
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan secara virtual pada Jumat, 25 April 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan pendekatan terbuka Indonesia terhadap kerja sama internasional dalam sistem pembayaran digital. Airlangga menegaskan, “Terkait dengan QRIS atau GPN, Indonesia sebetulnya terbuka untuk para operator luar negeri termasuk Master atau Visa.” Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kebijakan yang tampaknya proteksionis, Indonesia masih mempertimbangkan integrasi dengan sistem pembayaran global.
Menurut Airlangga, tidak ada perubahan perlakuan terhadap operator asing dalam ekosistem sistem pembayaran nasional. Ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memastikan bahwa pasar tetap kompetitif dan inklusif bagi semua pemain, baik lokal maupun internasional.
Potensi Dampak Kerja Sama dengan Operator Internasional
Kesediaan Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan operator pembayaran internasional seperti Mastercard dan Visa tidak hanya bermanfaat dalam meningkatkan kualitas sistem pembayaran di dalam negeri, namun juga membuka peluang lebih besar untuk integrasi pasar keuangan global. Kerja sama semacam ini dapat memperluas jangkauan layanan keuangan digital, memudahkan transaksi lintas negara, dan mengenhance pengalaman pengguna di Indonesia.
Lebih lanjut, kerjasama ini dapat membawa teknologi pembayaran terbaru ke Indonesia, seperti teknologi anti-fraud dan blockchain yang dapat meningkatkan keamanan transaksi. Ini juga berpotensi meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam layanan keuangan, sejalan dengan standar internasional.
Kesimpulan: Membuka Gerbang Kerja Sama
Indonesia, dengan inisiatif QRIS dan GPN, meskipun mendapat sorotan dari AS, menunjukkan kesiapan yang luas untuk terintegrasi dengan sistem pembayaran internasional. Melalui pendekatan yang terbuka, Indonesia tidak hanya menunjukkan kemampuannya dalam memodernisasi infrastruktur keuangannya, tetapi juga kemauannya untuk menjadi bagian dari ekosistem keuangan global yang lebih besar.
Dengan langkah ini, Indonesia berharap dapat menciptakan ekosistem yang lebih kompetitif dan inklusif, yang pada akhirnya akan menguntungkan semua pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Ini adalah langkah maju yang signifikan untuk Indonesia dalam menavigasi kompleksitas ekonomi global saat ini.