6 Ciri-Ciri Investasi Bodong di Telegram yang Merugikan
Ciri-ciri investasi bodong di Telegram wajib diketahui oleh seluruh kalangan. Tren investasi yang marak diminati turut membawa dampak yang negatif. Banyak investor yang justru mengalami penipuan ketika melakukan investasi di aplikasi Telegram.
Jenis-jenis penipuan investasi di Telegram memiliki ciri-ciri yang beragam. Awamnya pengetahuan tentang dunia investasi membuat sebagian orang terjerumus dalam aksi penipuan yang berkedok investasi.
Table of Contents
Ciri-ciri Investasi Bodong di Telegram
Pertanyaannya, investasi melalui Telegram apakah aman? Kalangan profesional tidak menganjurkan calon investor melakukan investasi melalui aplikasi Telegram. Pada dasarnya, aplikasi ini digunakan untuk bertukar pesan bukan sebagai aplikasi investasi.
1. Jumlah Penawaran yang Tidak Logis
Modus penipuan bodong di aplikasi Telegram umumnya menjanjikan keuntungan dengan jumlah besar dan tidak logis. Hanya dengan waktu singkat, investor bisa memperoleh keuntungan yang berkali-kali lipat.
Misalnya saja, investasi profit harian dengan keuntungan 30%. Hal ini terlihat cukup tidak masuk akal jika dipikirkan dengan matang. Keuntungan ini terlihat sangat menggiurkan untuk kalangan yang masih awam dengan investasi.
2. Bisnis Tidak Jelas
Korban investasi bodong sering kali tidak menyadari bahwa investasi yang sedang dilakukan mempunyai risiko yang besar. Sebelum melakukan investasi, lebih baik untuk mencari tahu jenis bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tempat investor menyalurkan dana.
Alamat perusahaan tidak jelas dan jenis bisnis yang dijalankan tidak diterangkan secara gamblang dapat menjadi ciri investasi bodong. Pengguna aplikasi Telegram perlu berhati-hati ketika menemui hal yang serupa.
3. Tidak Mempunyai Izin
Investasi melalui aplikasi yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai risiko yang tinggi. Secara sederhana, segala sesuatu yang legal dapat dipastikan dengan kekuatan hukum yang terdaftar.
Pastikan untuk selalu memeriksa platform investasi sebelum mulai menyalurkan modal. Di Indonesia, setiap aplikasi investasi wajib mendaftarkan diri melalui lembaga keuangan yang berwenang.
4. Diminta Mengajak Orang Lain
Ciri-ciri investasi bodong di telegram yang lain adalah adanya ketentuan untuk mengajak orang lain bergabung dalam investasi. Biasanya dorongan ini ditawarkan dengan iming-iming bonus tambahan dengan jumlah yang menjanjikan.
Investor diminta untuk membagikan link tautan Telegram ke rekan-rekannya. Ketika berhasil mengajak orang lain untuk bergabung, investor dijanjikan menerima bonus dengan total yang menggiurkan.
Tidak jarang, investor akan diberi tekanan yang berat untuk terus-menerus mengajak orang lain. Pelaku investasi bodong menawarkan insentif bonus yang semakin besar ketika berhasil mengajak orang lain dalam jumlah yang banyak.
5. Hasil Investasi Macet
Penipuan di aplikasi Telegram umumnya memberi keuntungan di awal-awal saja. Ketika sudah berjalan lama, hasil investasi tidak dapat diambil kembali dengan berbagai alasan. Di titik inilah modus penipuan mulai terlihat.
Keuntungan di awal yang diberikan oleh penipu membuat investor terlena dan cenderung tidak berhati-hati. Bahkan, sebagian orang mudah tergiur untuk menambah jumlah investasi demi keuntungan yang lebih besar.
Proses penarikan keuntungan juga sering kali tidak memiliki kejelasan. Pelaku penipuan mengklaim bahwa hasil keuntungan hanya bisa diambil pada waktu tertentu. Hal ini justru semakin menyulitkan investor.
6. Menyerupai Judi
Ciri-ciri investasi bodong di telegram menurut OJK menerangkan bahwa sistem yang digunakan menyerupai perjudian. Penipu sering kali menawarkan taruhan atau perjudian dengan menggunakan nama investasi.
Investasi yang sah perlu mengantongi izin dari otoritas yang resmi. Penipuan di Telegram, umumnya mengiming-imingi risiko yang kecil dan keuntungan dengan jumlah banyak bagi investor. Pelaku sengaja menyamarkan perjudian dengan skema investasi.
Penutup
Ciri-ciri investasi bodong di Telegram sebenarnya mudah untuk diketahui oleh investor. Sebelum melakukan investasi, calon investor wajib memeriksa izin platform investasi yang digunakan. Apakah sudah terdaftar secara resmi atau tidak.