Bikin Heboh! Dampak Positif Baju Impor dari Perang Tarif AS-China

Jakarta, Senin, 21 April 2025 – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, baru-baru ini mengungkapkan dampak signifikan dari perang tarif antara Amerika Serikat dan China pada industri tekstil Indonesia. Hal ini terjadi saat beliau berdialog dengan para pelaku industri tekstil dan garmen di pameran Inatex – Indo Intertex 2025 yang berlangsung di Jakarta.
Impor Pakaian Jadi Meningkat di Indonesia
Menperin menyampaikan bahwa industri garmen lokal menghadapi tekanan serius akibat meningkatnya impor pakaian jadi. Produk-produk impor ini kebanyakan berasal dari negara-negara yang terdampak perang tarif antara AS dan China, yang kemudian mengalihkan ekspor mereka ke pasar-pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini diperburuk dengan adanya praktik transhipment, yang merupakan pengalihan negara asal produk untuk menghindari tarif bea masuk yang lebih tinggi.
Menperin Tanggapi Keluhan Industri Lokal
Dalam responsnya terhadap keluhan yang diajukan oleh para pelaku industri, Agus Gumiwang menegaskan bahwa praktik impor yang tidak sehat seperti transhipment harus diawasi dengan ketat dan ditindak secara tegas. Beliau menyatakan, “Kami akan meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap praktik impor yang merugikan industri dalam negeri ini.”
Langkah-langkah Pengetatan oleh Kemenperin
Sebagai langkah konkret, Kemenperin berencana untuk memperketat prosedur penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO). Prosedur yang lebih ketat ini diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan dokumen yang bisa merugikan industri dalam negeri. Menperin menjelaskan bahwa pemerintah daerah memiliki peran penting dalam penerbitan dokumen ini dan harus terlibat dalam upaya pengetatan tersebut.
Dampak pada Industri Tekstil Lokal
Peningkatan impor ini memiliki dampak signifikan terhadap industri tekstil lokal, dimana banyak pelaku usaha merasa tertekan dengan persaingan harga yang semakin ketat. Produk lokal yang sebelumnya mendominasi pasar kini harus bersaing dengan produk impor yang harganya sering kali lebih murah. Ini menyebabkan industri lokal terpaksa menyesuaikan strategi pemasaran dan produksi mereka untuk tetap bisa bersaing.
Perang Tarif AS-China dan Pengaruhnya
Perang tarif antara AS dan China memang telah mengubah banyak dinamika perdagangan global, termasuk aliran impor ke negara-negara berkembang. Indonesia, sebagai pasar yang besar dan terus berkembang, menjadi sasaran empuk bagi negara-negara yang mencari pasar baru akibat tarif yang diberlakukan oleh dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya
Menteri Perindustrian menegaskan komitmennya untuk melindungi industri dalam negeri dari praktik impor yang tidak sehat. Dengan peningkatan pengawasan dan pengetatan prosedur, diharapkan industri tekstil Indonesia dapat bersaing secara lebih adil dan efektif. Langkah-langkah ini penting untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan industri tekstil dan garmen dalam negeri di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Dengan kerjasama yang erat antara pemerintah dan pelaku industri, serta dukungan dari masyarakat dalam memilih produk lokal, diharapkan industri tekstil Indonesia dapat melewati tantangan ini dan terus berkembang di masa yang akan datang.