Inovasi RI: Infrastruktur dan Talenta Didorong untuk Ekosistem AI

Jakarta, Kamis 24 April 2025 – Dalam upaya memajukan teknologi kecerdasan buatan (AI), Indonesia terus mendorong pengembangan infrastruktur dan talenta sebagai dua pilar utama dalam membangun ekosistem AI yang kuat dan inklusif. Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam forum internasional “Machines Can See 2025” yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab.
Indonesia Fokus pada Kecerdasan Buatan dalam Forum Internasional
Dalam forum yang digelar pada Rabu, 23 April 2025, Menteri Meutya Hafid berbicara dalam sesi panel dengan tema “Wanted: AI to Retain and Attract Talents to the Country”. Ia menekankan pentingnya membangun sebuah ekosistem AI yang tidak hanya canggih dari segi teknologi, tapi juga inklusif dan etis, mencerminkan keberagaman yang ada di dunia.
“Teknologi harus mencerminkan keberagaman dunia, bukan hanya prioritas segelintir orang,” ujar Meutya. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa masa depan AI bukanlah hak istimewa dari negara-negara maju saja, melainkan tanggung jawab bersama untuk seluruh dunia.
Pentingnya Infrastruktur dan Talenta dalam Pengembangan AI
Menurut Menteri Meutya, untuk mengembangkan ekosistem AI yang efektif, Indonesia harus fokus pada dua aspek utama: infrastruktur dan pengembangan talenta. Infrastruktur yang kuat akan mendukung operasional teknologi AI, sementara talenta yang terampil adalah kunci untuk inovasi dan pengembangan teknologi yang berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, telah memulai beberapa inisiatif untuk memperkuat infrastruktur digital dan mendukung pendidikan serta pelatihan untuk spesialis AI di dalam negeri. Inisiatif ini diharapkan dapat menarik lebih banyak talenta dan investor dalam bidang AI, serta mempertahankan mereka yang sudah ada di Indonesia.
Membangun AI yang Inklusif dan Etis
Salah satu fokus utama dalam pengembangan AI di Indonesia adalah memastikan bahwa teknologi ini inklusif dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Menteri Meutya menekankan pentingnya etika dalam AI, mengingat potensi teknologi ini untuk mempengaruhi banyak aspek kehidupan.
Indonesia juga berupaya untuk memastikan bahwa pengembangan AI di negara ini dapat mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, sehingga tidak hanya memberi manfaat secara ekonomi, tetapi juga memperkuat nilai sosial budaya. Pemerintah berharap dengan pendekatan yang berfokus pada keberagaman dan inklusivitas, Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam kancah AI global.
Kesimpulan dari “Machines Can See 2025”
Forum “Machines Can See 2025” menjadi sebuah ajang penting bagi Indonesia untuk memaparkan progres dan komitmen dalam pengembangan AI. Dengan menghadiri dan berbicara di forum tingkat internasional ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam menjadi bagian dari komunitas global yang berfokus pada kemajuan teknologi AI.
Keikutsertaan dalam forum ini juga membuka peluang kerjasama internasional dan pertukaran pengetahuan tentang AI, yang akan sangat berharga dalam memajukan ekosistem AI di Indonesia. Kesempatan ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak inovasi dan kolaborasi dalam waktu mendatang.
Sebagai penutup, Menteri Meutya mengingatkan bahwa “Kita perlu bekerja sama secara global untuk memastikan bahwa AI kita adalah AI yang beretika dan mencerminkan keberagaman kita.” Pesan ini tidak hanya resonan di forum, tapi juga menjadi pedoman penting bagi pengembangan AI di masa depan.